PENGERTIAN HIV
Ada beberapa pengertian menurut sumber masing-masing, yaitu :
a)
Menurut Tuti Parwati, 1996
Menurunnya daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit karena adanya infeksi virus Human Imunodeficiency Virus (HIV).
b)
Menurut dr. Adi Sasongko, MA.
Penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan tubuh. Virus penyebab AIDS adlah HIV (Human Imunodeficiency Virus).
c)
Menurut Brunner & Suddarth, 2001
Sindrom immunodeficiency yang didapat AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) diartikan dari bentuk yang paling berat dari keadaan sakit terus menerus yang berkaitan dengan infeksi HIV. HIV diketahui sebagai HTLV III (Human T-Cell Lymphatropic Virus type III) dan virus yang berkaitan dengan limfadenopati (LAV, lymphadenopathy associated virus).
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup.
Cara Penularan Virus HIV AIDS
A.
Darah
Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka, terkena darah menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb.
B.
Cairan Semen, Air Mani, Sperma Pria
Contoh : Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dsb.
C.
Cairan Vagina pada Perempuan
Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dll.
D.
Air Susu Ibu / ASI
Contoh : Bayi minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asi pasangannya, dan lain sebagainya.
Penyebab Penyakit HIV/AIDS
Penyebab AIDS adalah infeksi oleh HIV. Virus ini diketahui sebagai Human T Cell Lymphatropic Virus (HTLV) atau The Lymphadenophaty Associated Virus (LAV) yang ditemukan oleh Luc Montaigner (1983) dan Robert gallo (1984). Tetapi pada tahun 1985 kedua virus tersebut dinyatakan sama oleh Committee Taxonomy International dan disebut HIV (Human Imunodeficiency Virus).
Tahun 1994 diketahui ada 2 jenis virus yang menyebabkan AIDS :
1)
HIV 1 : penyebarannya lebih luas hampir di seluruh dunia yaitu jenis Retovirus.
2)
HIV 2 : di Afrika Barat, Portugal lebih mirip dengan Monkey Virus merupakan suatu virus lentivirus.
a.
Target sel HIV berupa : Sel limfosit T4 yang merupakan target utama, sedangkan target yang lain seperti : Sel monosit, makrofag, folikular dendritik, sel retina, serviks, langerhans, sel otak, endotel sel cerna.
b.
Masa Inkubasi HIV : Sulit diketahui, rata-rata 5 bulan hingga 5 sampai 10 tahun.
Gejala Penyakit HIV/AIDS
Gambaran klinis infeksi HIV pada dasarnya disebabkan oleh HIV itu sendiri (sindrom retroviral akut demensia HIV), infeksi oportunistik, atau kanker yang terkait AIDS. Perjalanan penyakit HIV dibagi dalam tahap-tahap berdasarkan keadaan klinis dan jumlah CDC (Center for Disease Control).
I.
Grup I : Infeksi Retroviral Acute
Frekuensi gejala infeksi retroviral akut sekitar 50-90%. Gambaran klinis menunjukkan demam, pembesaran kelenjar limfe leher, hepatosplenomegali, nyeri tenggorokan, mialgia, rash seperti morbili, ulkus pada mukokutan, letargi, batuk, faringitis, meningitis, keringat malam, gangguan GIT : mual, muntah, leukopenia, limfosit atipik. Sebagian pasien mengalami gangguan neurology seperti meningitis aseptic, sindrom Guillan-Bare, atau psikosis akut. Sindrom ini biasanya sembuh sendiri tanpa pengobatan.
II.
Grup II : Infeksi Kronik Asimtomatik
Pada masa ini pasien tidak menunjukkan gejala, tetapi dapat terjadi limfadenopati umum. Terjadi penurunan system imun tubuh, replikasi lambat dan aktivitas HIV tetap berlangsung.
III.
Grup III : PGL (Persisten Generalized Lympodenopathy)
Gejala yang timbul adalah akibat infeksi pneumonia bacterial kandidiasis vagina, sariawan, herpes zooster, leukoplakia, ITP, dan TB paru. Masa ini dulu disebut AIDS Related Complex (ARC). Kelenjar limfe membengkak, dapat persisiten selama bertahun-tahun, pasien tetap tampak sehat, progresi bertahap adanya hierplasia folikel, timbul involusi (invasi sel-sel limfosit TB). Kelainan psikoneurologis sulit diidentifikasi.
IV.
Grup IV : Gejala Lanjut
Penurunan daya tahan yang lanjut ini menyebabkan resiko tinggi terjadinya infeksi oportunistik berat atau keganasan. Pada infeksi oportunistik keluhan sedikit dirasakan, sel limfosit T4 turun drastis sehingga sentral system imun terganggu. Infeksi yang sering dialami adalah infeksi virus, parasit, dan mikrobakterium. Timbul neoplasma : sarcoma kaposi, limfoma sel B di otak.
Pada orang dewasa biasanya terdapat dua gejala, yaitu :
a.
Gejala mayor :
a)
Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan.
b)
Diare kronik yang lebih dari satu bulan.
c)
Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan.
d)
Penurunan kesadaran dan gangguan neurology.
e)
Demensia atau ensefalopati HIV.
b.
Gejala minor :
a)
Batuk menetap lebih dari 1 bulan.
b)
Dermatitis generalisata yang gatal.
c)
Herpes zooster berulang.
d)
Kandidiosis orofaring.
e)
Herpes simpleks kronis progresif.
f)
Limfadenopati generalisata.
g)
Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita.
Pada anak
Bila terdapat paling sedikit dua gejala mayor dan gejala minor, dan tidakterdapat sebab-sebab imunosupresi yang lain seperti kanker, malnutrisi berat, pemakaian kortikosteroid lama.
Pemeriksaan Diagnostik
1.
Tes Antibodi HIV
Jika seseorang terinfeksi oleh virus HIV, system imunnya akan bereaksi dengan memproduksi antibody terhadap virus tersebut. Antibody umumnya terbentuk dalam waktu 3-12 minggu setelah terkena infeksi, kendati pembentukan antibody ini dapat memerlukan waktu sampai hingga 14 bulan; kenyataan ini menjelaskan mengapa seseorang dapat terinfeksi tetapi pada mulanya tidak memperlihatkan hasil tes yang positif. Sayangnya, antibody untuk HIV tidak efektif dan tidak dapat menghentikan perkembangan infeksi HIV. Kemampuan untuk mendeteksi antibody HIV dalam darah telah memungkinkan pemeriksaan skrinning produk darah dan memudahkan evaluasi diagnostic pada pasien-pasien terinfeksi HIV. Pada tahun 1985, Food And Drug Administration atau FDA mengeluarkan lisensi untuk uji kadar antibody HIV bagi semua pendonoran darah dan plasma.
Ada tiga buah tes untuk memastikan adanya antibody terhadap HIV dan membantu mendiagnosis infeksi HIV. Tes enzyme-linked immunosorbent assay atau ELISA mengidentifikasikan antibody yang secara spesifik ditujukan kepada virus HIV. Tes ELISA tidak menegakkan diagnosis penyakit AIDS tetapi lebih menunjukkan bahwa seseorang pernah terkena atau terinfeksi oleh virus HIV. Orang yang darahnya mengandung antibody untuk HIV disebut sebagai orang yang seropositif. Pemeriksaan western blot assay merupakan tes lainnya yang dapat mengenali antibody HIV dan digunakan untuk memastikan seropositivitas seperti yang teridentifikasi lewat prosedur ELISA. Indirect immunofluorescence assay atau IFA kini sedang digunakan oleh sebagian dokter sebagai pengganti pemeriksaan western blot untuk memastikan seropositivitas. Tes lainnya, radioimmunoprecipitation assay atau RIPA, lebih mendeteksi protein HIV daripada antibody.
2.
Pelacakan HIV
a.
Antigen p24; positif untuk protein virus yang bebas
b.
Reaksi rantai polymerase atau PCR:polymerase chain reaction; mendeteksi DNA atau RNA virus HIV.
c.
Kultur sel mononuclear darah perifer untuk HIV-1; positif kalau dua kali uji kadar/essay secara berturut-turut mendeteksi enzim reverse transcriptase atau antigen p24 dengan kadar yang meningkat.
d.
Kultur sel kualitatif; mengukur muatan virus dalam sel.
e.
Kultur plasma kuantitatif; mengukur muatan virus lewat virus bebas yang infeksius dalam plasma.
f.
Mikroglobulin B2; protein meningkat bersamaan dengan berlanjutnya penyakit.
g.
Neopterin serum; kadar meningkat dengan berlanjutnya penyakit.
Cara Pencegahan
Pada dasarnya penyakit HIV/AIDS adalah penyakit yang ditimbulkn oleh virus yang nantinya akan menyerang kekebalan tubuh manusia, dan sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah ketika kita hati-hati, tidak menjadi seorang heteroseksual, tidak menggunkan jarum suntik secara bergantian, tidak menjadi seorang homoseks/lesbian, tidak melakukan oralseks dll.
Maka dapat juga menggunakan rumus ABC (Abstinence, Be Faith Full, C) yaitu :
a. berpantangan untuk bergonta-ganti pasangan.
b. Setia
c. mempunyai komitmen dalam berhubungan.
Penyebab AIDS adalah infeksi dari HIV. Virus ini diketahui sebagai HTLV atau LAV, ditularkan melalui hubungan langsung dan tak langsung seperti melalui cairan semen, sekresi vagina, darah, dan ASI yang terinfeksi HIV. Dari HIV untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu sekitar 10 tahun atau lebih tanpa gejala dan atau tanpa gejala. Tanda dan gejala seseorang yang terkena/terinfeksi HIV diantaranya kehilangan berat badan secara drastis, diare, demam dan dingin, berkeringan di malam hari, fatigue, dan malaise. Pemeriksaan dilakukan dengan tes antibodi HIV (ELISA, Western Blot, IFA, dan RIPA), pelacakan HIV dan status imun dari pasien itu sendiri. Pengobatan AIDS dapat dilakukan dengan pengobatan supportif, infeksi oportunistik, dan penggunaan obat antiretroviral.
Pada umumnya pengguna narkoba dengan jarum suntik adalah jenis ketergantungan yang paling banyak digunakan oleh kaum muda. Dan cara ini pulalah yang paling rentan terhadap penularan virus HIV/AIDS, sehingga banyak tunas – tunas bangsa yang layu sebelum berkembang dan akhirnya memudarkan harapan untuk menjadi penerus bangsa.
Untuk menghindari hal tersebut ada beberapa sarankan yang perlu diperhatikan yaitu :
1.
Bagi yang belum terinfeksi virus HIV/AIDS sebaiknya :
a.
Belajar agar dapat mengendalikan diri
b.
Memiliki prinsip hidup yang kuat untuk berkata “TIDAK” terhadap segala jenis yang mengarah kepada narkoba dan psikotropika lainnya
c.
Membentengi diri dengan agama
d.
Menjaga keharmonisan keluarga karena pergaulan bebas sering kali menjadi pelarian bagi anak – anak yang depresi.
2.
Bagi penderita HIV/AIDS sebaiknya :
a.
Memberdayakan diri terhadap HIV/AIDS
b.
Mencoba dan berusaha untuk hidup lebih lama
c.
Mau untuk berbaur dengan masyarakat/lingkungan
d.
Tabah dan terus berdoa untuk memohon kesembuhan.
Hidup Sehat Bebas Penyakit
Published:
2015-01-06T07:23:00+07:00
Title:APA ITU HIV ?
Rating:
5 On
22 reviews